Menemukan Jejak Rasa di Yoshi Izakaya

Dari Kirishima ke Yoshi Izakaya, nostalgia bertemu rasa baru yang sama hangatnya.

Gran Melia Jakarta memiliki tempat yang spesial di kalbu saya, terutama di spot di mana kini Yoshi Izakaya berdiri. Sekitar 25 tahun lalu, restoran yang menjadi pendahulunya, Kirishima, menjadi salah satu tempat pertama dimana saya mengenal hidangan Jepang. Ingatan saya masih tajam ketika menyeruput kuah Sukiyaki yang manis, dan melahap daging, telur, dan tahu secara bergantian, menyisakan sayur layaknya anak kecil pada umumnya.

Saya tidak ingat persis kapan terakhir kali mencicipi Kirishima sebelum tempat itu menutup pintunya, atau apakah ada tenant lain setelahnya hingga kini menjadi Yoshi Izakaya. Namun satu hal yang pasti, atmosfer kayu dan pencahayaan temaram yang menenangkan masih terasa akrab.

Yoshi Izakaya tidak ‘berteriak’ namun dengan elegan, melalui menu yang tersaji, menunjukkan bagaimana kualitasnya sangat patut diperhitungkan di tengah derasnya pilihan restoran Jepang di Jakarta. Kami memulai santap siang di Senin yang mendung dengan hangatnya Kinoko Soup yang digadang-gadang, menjadi signature dish di Yoshi Izakaya. 

Signature selain teppanyaki yang akan disajikan adalah Kinoko Soup” Gunawan, sang chef dengan cekatan menghidangkan sup di depan kami. Sup tersebut disajikan di foil untuk memastikan suhu tetap optimal saat sup dikonsumsi. Saat dibuka, potongan berbagai jenis jamur tersaji dengan kaldu sup berwarna bening kecoklatan — antisipasi terhadap rasa dashi pun tinggi melihat pekatnya warna coklat yang tersaji. Dari seruput pertama, lidah kami langsung dipenuhi rasa umami yang membuncah. Dashi yang menjadi penentu dari kualitas hidangan Jepang dieksekusi dengan matang di Kinoko Soup ini.

Sambil menunggu teppanyaki dan menu-menu lainnya dihadirkan seperti shabu-shabu dan tempura, meskipun hujan menyapu deras kawasan Kuningan siang hari itu, banyak meja pun tampak terisi dengan berbagai pengunjung yang nampak menikmati lunch set yang ditawarkan di sini. Lunch set di Yoshi Izakaya memang didapuk menjadi pilihan banyak pengunjung dengan pilihan yang beragam dan porsi yang mengenyangkan. 

Salah satu daya tarik teppanyaki ada pada kedekatan antara dapur dan pengunjungnya. Duduk di counter memungkinkan kita menyaksikan sang chef beraksi di atas teppan: dentingan spatula, kepulan uap, dan aroma butter yang menggoda. Namun bagi yang lebih menyukai privasi, hidangan dari dapur pun tetap menghadirkan pengalaman yang sama menyenangkan. 

Tak lama, set teppanyaki tersaji di hadapan kami. Warna-warni sayuran di atas teppan, salad segar, chawanmushi lembut, tiga jenis saus, dan semangkuk garlic butter rice yang aromanya seolah memanggil untuk segera disendok. Daging wagyu, salmon, dan lobster berukuran besar dimasak dengan sempurna hingga teksturnya lembut dan juicy. Di antara rasa gurih dan aroma butter, ada keseimbangan dari sayuran segar dan chawanmushi yang menghangatkan pula.

Siang itu, di tengah suara hujan yang perlahan reda, ada rasa yang begitu familiar. Mungkin bukan hanya dari sup jamur yang mengepul atau teppanyaki yang baru selesai dimasak di atas teppan, melainkan dari suasana yang membangkitkan kembali kenangan masa kecil saya terhadap kuliner Jepang. Dua puluh lima tahun berselang, Yoshi Izakaya seakan menghidupkan kembali sensasi yang dulu memantik rasa ingin tahu saya pada cita rasa Jepang.

Gran Meliá Jakarta tampaknya tahu betul cara menjaga kualitas dan pengalaman bersantap. Seperti halnya Tien Chao yang hingga kini tetap dicintai karena dimsum-nya yang konsisten memikat, Yoshi Izakaya menjadi bukti bahwa dedikasi terhadap rasa akan selalu menemukan jalannya untuk menyentuh hati para pengunjungnya.

Lokasi: Gran Meliá Jakarta

Jl. H. R. Rasuna Said Kav. X-0, Kuningan – Jakarta Selatan

Untuk reservasi: +62 21 526 8080 Ext 2337/2338

Sharima Umaya

Sharima Umaya adalah Head of Business Partnerships & Editorial Strategist di Feastin’. Senang menulis makanan dari kacamata berbeda, ia selalu memulai hari dengan iced latte & tak pernah bisa menolak kelezatan hidangan Jepang.

Next
Next

Li Lian, Restoran Kanton Terbaru di Park Hyatt Jakarta