Meramu Santapan Kontemporer ala Syrco BASÈ

Ubud memang tak pernah kehabisan destinasi makan-makan. Syrco Bakker hadir membawa nuansa baru melalui Syrco BASÈ dan KU Culinary Atelier.

Chef Syrco Bakker di salah satu rangkaian four hands dinner di KU Culinary Atelier | Foto: Dokumentasi UFF

Nama Syrco Bakker sudah ramai dibicarakan oleh penikmat dunia makan-makan sejak restoran miliknya, Syrco BASÈ, resmi buka untuk publik pada Januari 2024 lalu. Pada tahun 2019, restoran yang ia pimpin di kota pesisir Belanda, Pure C, berhasil menyabet penghargaan dua bintang Michelin. Di Bali sendiri, Syrco BASE berlokasi di sebelah utara Ubud, tepatnya di Jalan Sri Wedari. Ketika sampai, tamu akan dimanjakan dengan ragam koleksi alat makan kolaborasi Chef Bakker dengan pengrajin lokal Bali, menunjukkan keseriusannya dalam meracik pengalaman makan yang detil sedari yang paling fundamental. Apabila kamu datang terlalu cepat, the Syrco BASÈ Bar yang berada di lantai atas siap menjadi ruang tunggu yang asyik. Ragam cocktail dengan inspirasi rasa lokal dan internasional juga hadir, disajikan oleh bartender terampil di balik meja bundar. Dari bar, pemandangan langsung menuju ruang makan utama, layaknya sudut pandang panggung teater.

Syrco BASÈ Bar | Foto: Syrco BASÈ

Apabila melihat dari genre yang ditampilkan, gaya masakan Chef Bakker dapat masuk dalam kategori contemporary. Pendekatan modern dengan memadukan bahan baku lokal dan global sangat terlihat. Di The Syrco BASE Restaurant – ruang makan utama – menu a la carte dan tasting menu dapat dipilih sesuai selera, sementara di area yang lebih private dan khusus, yaitu KU Culinary Atelier, Chef Bakker hanya menyajikan tasting menu saja.

Tampak depan Syrco BASÈ Restaurant | Foto: Syrco BASÈ

KU Culinary Atelier berada di samping restoran persis | Foto: Syrco BASÈ

Di KU Culinary Atelier inilah Feastin’ mendapat kesempatan untuk menyaksikan dan merasakan kolaborasi menawan Chef Bakker dengan Chef Kevin Wong dari Seroja, Singapura, dalam rangka Ubud Food Festival 2025. Ada detil-detil kecil yang menarik dari KU Culinary Atelier. Yang pertama, logo KU yang terpatri di batu yang ditumpuk vertikal adalah pendekatan kontemporer Asia yang unik.

Logo KU di depan KU Culinary Atelier | Foto: Feastin’

Kami disambut oleh Charlotte Pillen, istri sekaligus partner bisnis Syrco Bakker. Charlotte menyambut dengan energi positif yang menular, dengan membawa botol KRUG yang dituang di gelas kami. Area ruang makan KU Culinary Atelier dibagi menjadi dua, satu bagian foyer seperti ruang keluarga di rumah, dan satu lagi ruang makan utama berupa chef’s table berbentuk U yang tersembunyi di balik rak buku.

Suasana di KU Culinary Atelier | Foto: Dokumentasi UFF

Chef Kevin Wong asal Seroja, Singapura | Foto: Dokumentasi UFF

Kami memulai dengan “Canang Sari” amuse bouche yang segar dan aromatik. Di lanjutkan dengan Fish Floss dan Eel Toast yang habis dalam satu lahap. Dari situ, kami dibawa menuju ruang makan utama, di mana Chef Bakker dan Chef Wong menyambut di balik meja.

Dari hidangan kerang kapak dan lidah rusa; ragam charcuterie berbasis ikan; hingga sup kolagen dan nasi kepal yang terbuat dari nasi Hainam. Seroja juga membawa hidangan ikonisnya yaitu lobster dengan daun laksa, kuah yang manis, gurih, asam khas santapan Peranakan. Diikuti juga dengan hidangan bebek betutu ala KU Culinary Atelier yang aromatik dan berhasil memberikan interpretasi modern pada ikon kuliner Bali. Kolaborasi antara Chef Syrco Bakker dan Chef Kevin Wong dari Seroja Singapura menunjukkan kelas dan kualitas yang ditampilkan di The Syrco BASÈ Restaurant serta KU Culinary Atelier, sebuah destinasi makan-makan yang layak diperhitungkan keberadaannya.

Kevindra Soemantri

Kevindra P. Soemantri adalah editorial director dan restaurant editor dari Feastin’. Tiga hal yang tidak bisa ia tolak adalah french fries, chewy chocolate chip cookie dan juga chicken wing.

Previous
Previous

Semangat Membara Kuliner Basque di Gran Melia Jakarta

Next
Next

Toffin Masterclass 3.0 Dibuka di 10 Kota: Tumbuhkan Talenta Lokal dengan Mentor Kelas Dunia