Warung SCI Prikhpun Manow: Salah Satu Restoran Asia Terlezat di Ibukota

Jakarta harus tahu keberadaannya. Fusion Thailand ini bukan berada di mall atau area trendi, melainkan di pelosok ruko lama di Kelapa Gading.

Scallop Yum

Scallop Yum

Ketika dianjurkan untuk makan di restoran Warung SCI Prikphpun Manow: Thai Fusion Seafood oleh salah satu teman, tentu saya membayangkan restoran Thailand lainnya yang ada di Jakarta seperti Face Kitchen yang menawan, Jittlada yang ramah, atau mungkin CJ Tom Yum yang berada di suburban Lebak Bulus milik selebritas Chicco Jericho. Namun setelah dua kali berganti Transjakarta dari Ragunan ke Rawamangun, yang kemudian disambung dengan taksi online, menunggu lagi dua jam sampai waktu restoran buka, melewati lebih dari 35 km, akhirnya saya sampai di sisi lain Kelapa Gading. Kelapa Gading memang dikenal salah satu surga kuliner Jakarta. Dari makanan Makassar sampai Tionghoa, makanan Manado sampai restoran Jepang. Tapi mereka semua ada di wilayah yang ramai. Tidak dengan restoran ini.

Lokasinya ada di sisi lain Kelapa Gading. Sederet ruko tua yang terkesan bisa rubuh kapan saja, dengan alur mana-parkir-mobil-mana-jalan-umum yang kurang jelas, hadir sebuah rumah makan yang hanya punya empat meja, dengan pintu geser kaca seperti di sebuah toko kue jadul, dengan dinding warna hijau muda, bernama Warung SCI Prikhpun Manow – Thai Fusion Seafood. Prikpun Manow punya arti dalam bahasa Thailand sebagai cabai rawit – kecil, pedas, dan membuat mata terbelalak.

Restoran ini punya beberapa menu yang evergreen, dan hanya camilan saja. Untuk menu utama yang adalah seafood, mereka tidak menyajikan menu di tempat. Pelanggan harus masuk ke akun Instagram mereka dan melihat posting-an menu yang tiap hari mereka ganti sesuai dengan ketersediaan bahan baku dari pasar dan nelayan. Saya datang di saat yang tepat, ketika scallop hingga tiger prawn berukuran besar tersedia. Philip, nama chefnya, menghabiskan waktu dua tahun lebih di Thailand, dan sudah tidak terhitung banyaknya bolak balik Jakarta – Thailand hanya untuk memperkaya kembali wawasan rasa.

Dengan menggunakan bandana, Chef Philip keluar dapur penuh semangat, dengan kaos berbalut apron sederhana, menaruh di depan kami yum (salad Thailand) dengan warna hijau oranye memikat mata. Ada irisan-irisan pomelo, tomat ceri setengah globe, daun kemangi, irisan bawang Bombay dan bawang merah, hingga taburan kacang tanah panggang. Di bawahnya, chef Philip menggunakan scallop yang sebelumnya di-blanch dengan cepat, dimasukkan ke dalam air es, dan disajikan bersama dressing yang bukan cuma harum tapi luar biasa segar dan pedas bersamaan.

“Kebetulan scallop lagi bagus, jadi saya ambil.” Ujarnya sambil langsung kembali ke dapur.

Baby Squid

Baby Squid

Hidangan kedua yang datang adalah ikan bandeng laut, yang dilapisi tepung dan digoreng dengan cepat hingga keemasan, lalu di tim dengan larutan kuah tipis yang menyeruak aroma eksotis seketika diletakkan di atas meja. Mulutmu bisa merasakan aroma kecombrang halus yang muncul dengan wangi tajam khas kecap ikan, beserta serbuan bawang putih dan beberapa aroma herbal lainnya, menjadikan saya seperti menyantap kuah pindang khas Melayu yang diberi saus manis kecut khas Thailand – sebuah hidangan fusion yang betul-betul menyenangkan dan tepat sasaran. Hidangan fusion yang sudah dikenal di Jakarta sejak akhir dekade 90-an umumnya muncul dengan mengecewakan. Masakan Indonesia yang dipaksa untuk berpadu dengan masakan Barat, atau masakan Jepang dengan masakan Asia lainnya, bagai menonton pertunjukan murahan yang dipaksakan. Melahirkan masakan yang memadu dua atau lebih jenis cuisine sangatlah sulit, di mana sang chef harus mengerti betul fundamental masing-masing dari cuisine yang akan dipadukan sebelum mencobanya. Tapi masakan fusion Thailand Warung SCI Prikphun Manow ini bukan cuma lezat dan menyenangkan, tapi juga eklektik dan memberikan kejutan, karena kita tidak pernah tahu jenis masakan yang akan kita santap. Bumbu, saus, serta teknik memasak akan menyesuaikan dengan bahan baku yang didapat hari itu.

Berikutnya datang adalah dua piring baby squid yang dimasak dengan dua bumbu berbeda. Kesamaan mereka adalah sama-sama dibalur tepung dan digoreng cepat hingga luarnya renyah dan dalamnya masih manis lembut. Yang satu dimasak dengan saus manis gurih pekat seperti paduan kung pao dan General Tso, lengkap beserta kacang, cabai kering, dan bawang merah berukuran kecil yang sudah ditumis sampai manis seperti permen; sementara yang satunya dengan sederhana berbalur saus asam-gurih seakan kita sedang menikmati menu restoran sederhana yang ada di pesisir pantai.

Sebelum di ruko yang sekarang, Warung SCI Prikphun Manow berjualan di pinggir jalan sekitar lima tahun dalam bentuk warung tenda yang cuma bisa menampung sedikit orang, tanpa bantuan sama sekali, sehingga menu itu-itu saja. Di tempat yang sekarang inilah chef Philip bisa lebih berkreasi lagi. Terkadang, sang ayah juga ada di sini, ngobrol seru dengan para tamu, berpindah dari satu meja ke meja lainnya layaknya orang tua yang menyambut teman-teman anaknya yang main ke rumah. Di mana lagi bisa kita temukan tempat sederhana di pelosok tanpa embel-embel estetika, yang ternyata menyajikan spin-off baru masakan Thailand yang sungguh lezat, kalau bukan Jakarta?

WARUNG SCI Prikphun Manow

Jl. Raya Klp. Hybrida Blok QJ9 No.25, Kelapa Gading (Seberang sekolah BPK Penabur)

Detail: Cash only restaurant. Hanya bisa menampung tidak lebih dari 20 tamu. Disarankan untuk datang lebih awal agar pesanan lebih cepat. Jangan lupa untuk memantau Instagram mereka sebelum datang.

Instagram @warungsci

Menu Rekomendasi: Seafood of the day.

Setiap proses dalam kolom Eating Out mengikuti kode etik yang telah ditetapkan.

Kevindra Soemantri

Kevindra P. Soemantri adalah editorial director dan restaurant editor dari Feastin’. Tiga hal yang tidak bisa ia tolak adalah french fries, chewy chocolate chip cookie dan juga chicken wing.

Previous
Previous

Order In: Milk Bites by FatCat

Next
Next

Dalbodre Café: Sepetak Urban Seoul di Terogong